Epidemiologi Penyakit Rabies di Kalimantan Barat


Abstrak :

Kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu : Keturunan, pelayanan Kesehatan, perilaku dan lingkungan. Rabies yang ditularkan oleh anjing sebagian besar menjangkiti masyarakat perdesaan yang miskin melalui gigitan anjing terutama anak-anak, dengan mayoritas kematian manusia (80%) terjadi di daerah pedesaan, di mana kesadaran dan akses terhadap penyakit paska pajanan yang tepat jumlahnya terbatas atau tidak ada. Penelitian ini bertujuan : a) Menganalisis gambaran pengetahuan, perilaku dan sikap masyarakat yang mempengaruhi proses vaksinasi dalam pemberantasan Rabies; b) Menganalisis faktor sosial budaya masyarakat yang mempengaruhi proses vaksinasi dalam pemberantasan Rabies; dan c) Menganalisis lalu lintas Hewan penular Rabies. Penelitian ini menggunakan metode mix method. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah kepala keluarga yang tinggal diwilayah kasus yakni Kabupaten Landak dan Kabupaten Sanggau, teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling dan dengan pendekatan case control. Hasil penelitian secara statistik yakni : (1) Pemeliharaan Hewan dengan kejadian Rabies secara statistik terdapat hubungan yang bermakna dengan nilai p; 0,033< α (0,05), dan nilai OR: 1,579 ; (2) Vaksin Dengan kejadian Rabies secara statistik terdapat hubungan yang bermakna dengan nilai p; 0,006< α (0,05), dan nilai OR: 1,888 ; (3) Perilaku dengan kejadian Rabies secara statistik terdapat hubungan yang bermakna dengan nilai p; 0,011< α (0,05), dan nilai OR: 2,071. Faktor Sosial Budaya Masyarakat Di Kabupaten Landak dan Kabupaten Sanggau hampir semua rumah tangga memiliki anjing terutama daerah-daerah yang memiliki kasus kematian dan kasus gigitan anjing. Bagi masyarakat anjing pada umumnya untuk menjaga rumah, menjaga kebun dan berburu serta sebagai salah satu sumber ekonomi masyarakat dalam bentuk menjual. Proses Lalu Lintas hewan Penularan rabies di lapangan (rural rabies) berawal dari suatu kondisi anjing yang tidak dipelihara dengan baik atau anjing liar yang merupakan ciri khas yang ada di perdesaan yang berkembang dan sulit dikendalikan. Suatu kondisi yang sangat kondusif untuk menjadikan suatu daerah dapat bertahan menjadi daerah endemis. Secara alami yang sering terjadi pola penyebaran rabies : (1) Adanya anjing – anjing liar dan diliarkan, (2) Kepadatan populasi anjing, (3) Kurangnya kesadaran masyarakat dan (4) Proses vaksinasi belum maksimal

Link Terkait

STATISTIK PENGUNJUNG

Sedang Online
0

Hari Ini
0

Bulan Ini
0

Keseluruhan
0

Total Hits
0

Kontak Kami

Bidang Inovasi dan Teknologi

LITBANG PROV. KALBAR

Jl. Dr. Sutomo Nomor 1 Pontianak, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78116

email : litbang@kalbarprov.go.id

Peta Lokasi