Kesesuaian Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Dalam Memproduksi Produk Karet Tertentu

Rendahnya harga komoditi karet berakibat terpuruknya pendapatan masyarakat pekebun karet.
Pengembangan industri karet akan menstabilkan harga karet alam dan meningkatkan nilai jualnya, yang selama
ini diekspor sebagai bahan baku, SIR 10, SIR 20 dan Crumb Rubber. Penelitian ini bertujuan untuk
menemukan IKM (1) yang sudah memproduksi produk hilir karet; (2) yang mampu mengolah karet alam
menjadi produk setengah jadi dan produk jadi, (3) menemukan jenis produk karet yang sesuai diproduksi, (4)
dukungan institusi dan kebijakan pemerintah dalam pembangunan produk hilir karet. Penelitian dilakukan
tahun 2018 dengan loka Kabupaten Landak dan Kabupaten Sambas. Parameter dalam penelitian ini adalah (1)
IKM yang diukur dari kemampuannya dalam melakukan usaha industri kecil dan menengah, khususnya karet.
(2) Kriteria produk karet yang dimiliki dan dinginkan konsumen. Sampel dan responden sebanyak 280
responden pada dua kabupaten dengan kriteria rumah tangga, industri produk karet, peternak, meubelair,
sparepart otomotif, peralatan olahraga, nelayan dan laut, dan pertukangan. (3) dukungan kebijakan pemerintah,
dan (4) ketersediaan teknologi dan proses produksi produk hilir karet. Hasil penelitian menunjukkan di
Kabupaten Landak dan Kabupaten Sambas belum ditemukan IKM yang memproduksi produk hilir karet.
Kemampuan IKM di Kabupaten Sambas lebih siap memproduksi produk hilir karet: lateks pekat, sabutret, dan
sarung tangan. Landak lebih siap produksi lateks pekat. Beberapa jenis produk lain yang diminati oleh
konsumen lokal adalah paken tabung gas LPG, sandal jepit karet dan sandal karet lainnya, sepatu karet, karet
gelang dan tali karet, gantungan baju, alas kaki kompor, kasur/tilam, dan sarung tangan. Terdapat dukungan
Pemerintah terhadap penguatan IKM dalam bentuk regulasi UU dan Perpres, penyaluran bantuan peralatan dan
mesin serta penetapan Kawasan Industri.
Kata kunci: karet, IKM, produk hilir.