Rendemen Bawang Merah pada Beberapa Jenis Tanah di Kalimantan Barat
Abstrak :
Konsumsi bawang merah di Kalimantan Barat tinggi setiap tahun mencapai 2.400 ton. Beberapa peneliti
telah melakukan penelitian di Kalbar. Masalah bawang merah di Kalbar yang hingga sekarang belum diketahui
dan diteliti adalah rendemennya. Penelitian dilakukan tahun 2018, penanaman mulai bulan Oktober dan Panen
bulan Desember 2018. Lokasi percobaan berada di Kecamatan Rasau Jaya - Kabupaten Kubu Raya, Provinsi
Kalimantan Barat, dilakukan pada dua jenis tanah, yaitu tanah mineral Sulfaquents dan tanah gambut
Sulfohemists. Percobaan dilakukan dengan analisis factorial dengan faktor (1) dosis unsur Kalium (KCl) dan
Sulfur (gipsum), (2) varietas bawang merah Bima Brebes, Moujung, Bauji, Tajuk dan Rubaru, dan (3) jenis
tanah Sulfaquents dan Sulfohemists. Analisis karakteristik fisika dan kimia umbi bawang merah dilakukan
untuk kekerasan umbi, karbohidrat, lemak, protein, total padatan terlarut, dan kadar abu. Hasil penelitian
menunjukkan kadar sukrosa, karbohidrat, protein, minyak, total padatan terlarut, abu, dan kekerasan umbi
dalam umbi bawang merah yang tumbuh dan berkembang pada tanah Sulfaquents (tanah mineral) dan
Tropohemist (tanah gambut) tertinggi dengan pemberian KCl 50 kg.ha-1 tanpa gipsum. Karakteristik kimia
kadar sukrosa, karbohidrat, protein, minyak, total padatan terlarut, abu, dan karakteristik fisika yaitu kekerasan
umbi yang tumbuh dan berkembang pada tanah Sulfaquents (tanah mineral) dan Tropohemist (tanah gambut)
tertinggi dengan pemberian gipsum 323 kg.ha-1 dan KCl 320 kg.ha-1. Kadar sukrosa, karbohidrat, protein,
minyak, total padatan terlarut, abu, kadar air, kekerasan umbi yang tumbuh dan berkembang pada tanah
Sulfaquents (tanah mineral) dan Tropohemist (tanah gambut) berbeda sangat nyata, yaitu lebih tinggi pada
tanah Sulfaquents dibanding tanah Sulfohemists.
