Model Pemanfaatan Tanaman Obat 2018 Melalui Kearifan Lokal di Kalbar


Abstrak :

Pemanfaatan tanaman obat merupakan salah satu solusi dalam penyelesaian masalah kesehatan yang sering dihadapi oleh masyarakat dan hal ini berdampak positif pada terjaganya kelestarian hutan dan keanekaragaman hayati tumbuhan. Penelitian ini bertujuan menggambarkan model pemanfaatan dan penggunaan toga, menganalisis jenis-jenis tumbuhan obat dan cara pemanfaatannya, menganalisis gambaran pengetahuan masyarakat sambas dan sintang dalam mempertahankan tanaman obat tradisional berbasis kearifan local, menganalisis derajat persetujuan masyarakat dalam pemanfaatan tanaman obat untuk setiap kategori penyakit , menganalisis spesies atau jenis tanaman apa yang paling penting untuk mengobati suatu penyakit, menganalisis faktor social dan ekonomi masyarakat yang berpengaruh dalam pemanfaatan tanaman obat tradisional. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan yang dipakai dalam penelitian ini adalah fenomenologi, emik dan etik. Populasi sampel dalam penelitian ini adalah Kepala Keluarga atau Ibu Rumah Tangga yang tinggal di Wilayah Kabupaten Sambas (Desa Sempadian, Sungai Serabek dan Sungai Baru) dan Sintang (Desa Kebong, Merpak dan Kelam Sejahtera) Teknik pengambilan sampel dengan cara purposive sampling.
Hasil penelitian Kabupaten sintang memiliki 198 spesies yang digolongkan kedalam 76 famili dan Kabupaten Sambas memiliki 233 species tanaman yang digunakan oleh masyarakat umum di Kabupaten Sambas, maka dapat digolongkan kedalam 81 famili. Derajat persetujaun masyarakat suku melayu dan Suku Dayak di Kalimantan Barat di lihat dari analisis nilai ICF yakni untuk Kabupaten Sintang menggunakan 198 species tumbuhan untuk mengobati 101 kelompok penyakit antara lain anti septik (1), bau badan (1), bau mulut (1), diet (1), jerawat (1), kermut (1), mimisan (1), antibiotik (0,80), batuk (0,80), diare (0,84), hipertensi (0,84), dan luka dalam (0,82). Nilai ICF terendah (0,00) terdapat pada penyakit ambeyen/wasir, anti nyamuk, ayan, batu empedu, berak darah, berak lendir, campak, ejakulasi dini, hepatitis, insomnia, kejengkolan, kelenjar getah bening, kutil, menghilangkan flek hitam, meningkatkan antibodi, meningkatkan kesuburan wanita, menyuburkan rambut, mual, muntaber sedangkan Kabupaten Sambas penyakit dengan nilai ICF tertinggi yaitu antibiotik (1), Cacar,keremut (1), Mencerdaskan otak (1), sakit telinga (1), usus buntu (1), demam (0,86), sakit perut (0,86), hipertensi (0,85), penyakit kulit (0,84), perlancar BAK (0,84), Masuk angin (0,80). Nilai ICF terendah (0,00) terdapat pada penyakit alergi,Amandel, bintitan, beri-beri, bisa ular, campak, diet, gondok, hernia, infeksi saluran kecing, insomnia, jantung, katarak, kejang-kejang, ketombe, koreng berair, kusta, lumpuh, mabok, mandul, menyegarkan badan, menyegarkan mata, obesitas, paru-paru, patah tulang, pendarahan, penguat kandungan, peningkatan penglihatan,penyakit dalam, radang telinga, radang tenggorokan, sakit kaki, sakit tenggorokan, sariawan, sipilis, TB. Nilai FL Kabupaten Sintang untuk jenis-jenis tumbuhan yang potensial untuk pengobatan suatu penyakit yakni sebanyak 60 Spesies sedangkan Kabupaten Sambas sebanyak 89 spesies. Faktor Sosial ekonomi yang berpengaruh di Kabupaten Sintang yakni Desa dan Jumlah Anggota keluarga sedangkan Kabupaten sambas yang berpengaruh adalah jenis kelamin, umur, agama.

Link Terkait

STATISTIK PENGUNJUNG

Sedang Online
0

Hari Ini
0

Bulan Ini
0

Keseluruhan
0

Total Hits
0

Kontak Kami

Bidang Inovasi dan Teknologi

LITBANG PROV. KALBAR

Jl. Dr. Sutomo Nomor 1 Pontianak, Kota Pontianak, Kalimantan Barat 78116

email : litbang@kalbarprov.go.id

Peta Lokasi