PARIWISAA BERBASIS GEOWISATA DI KALIMANTAN BARAT (KEBUMIAN) DI KABUPATEN SEKADAU
Abstrak :
Pariwisata menjadi salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan di indonesia. Sektor pariwisata menyumbang devisa sebesar 197 triliun pada tahun 2019 meningkat sebesar 21,29 triliun dari tahun 2015 sebesar 175,71 triliun (permen kemenparekraf/baparekraf, 2020). Salah satu cara pengembangan pariwisata adalah melalui konsep wisata alam yang berorientasi pada pengembangan wisata geologi. Hal yang membedakan antara geowisata dengan wisata alam pada umumnya adalah kegiatan wisata yang mendukung pelestarian lingkungan alam, pengetahuan sosial, dengan disiplin ilmu pengetahuan geologi (ahman, 2012). Geowisata mencoba dihadirkan di indonesia sebagai sebuah solusi bagaimana memanfaatkan kekayaan geologi beserta berbagai dinamikanya untuk kegiatan wisata dan ekonomi yang berwawasan lingkungan (wukir dan purnamawati, 2021), sehingga dapat dijadikan jembatan dalam rangka sosialisasi ilmu pengetahuan alam, pendidikan lingkungan dan pelestarian alam yang pada akhirnya diharapkan akan terwujud pembangunan pariwisata yang berkelanjutan berbasis kearifan lokal (riswanto dan andriani, 2018).
Pariwisata menjadi salah satu sektor yang berperan penting dalam pembangunan di indonesia. Sektor pariwisata menyumbang devisa sebesar 197 triliun pada tahun 2019 meningkat sebesar 21,29 triliun dari tahun 2015 sebesar 175,71 triliun (permen kemenparekraf/baparekraf, 2020). Salah satu cara pengembangan pariwisata adalah melalui konsep wisata alam yang berorientasi pada pengembangan wisata geologi. Hal yang membedakan antara geowisata dengan wisata alam pada umumnya adalah kegiatan wisata yang mendukung pelestarian lingkungan alam, pengetahuan sosial, dengan disiplin ilmu pengetahuan geologi (ahman, 2012). Geowisata mencoba dihadirkan di indonesia sebagai sebuah solusi bagaimana memanfaatkan kekayaan geologi beserta berbagai dinamikanya untuk kegiatan wisata dan ekonomi yang berwawasan lingkungan (wukir dan purnamawati, 2021), sehingga dapat dijadikan jembatan dalam rangka sosialisasi ilmu pengetahuan alam, pendidikan lingkungan dan pelestarian alam yang pada akhirnya diharapkan akan terwujud pembangunan pariwisata yang berkelanjutan berbasis kearifan lokal (riswanto dan andriani, 2018).
screenshot:
